Banner Ayam Keshwari

Kabar Keshwari

Dapatkan Berita Terbaru
dari Ayam Keshwari

08 Mei 2025

Ayam Bakar Hidangan Nusantara yang Menggugah Selera

BRN, Semarang: Ayam bakar merupakan hidangan dengan rasa gurih dan aroma khas yang dihasilkan dari proses pembakaran. Sajian ini populer untuk acara keluarga, pesta, atau sekadar makan malam. Tradisi memasak dengan cara dibakar telah ada sejak lama di Indonesia. Teknik ini digunakan agar dalam mengolah makanan tanpa membutuhkan alat masak yang rumit. Ayam bakar semakin dikenal setelah dipadukan dengan aneka rempah khas Nusantara yang membuatnya semakin kaya rasa. Setiap daerah memiliki variasinya, seperti ayam bakar Taliwang dari Lombok, ayam bakar bumbu rujak dari Jawa, dan ayam bakar rendang dari Padang. Keunikan ayam bakar terletak pada marinasi rempahnya, seperti bawang, jahe, kunyit, dan kemiri yang membuat rasa meresap sempurna. Proses marinasi membuat daging ayam menjadi menyerap rasa hingga ke dalam. Sebelum dibakar, ayam direbus dalam bumbu agar lebih meresap. Lalu dioles kembali dengan bumbu marinasi selama pembakaran untuk menjaga kelezatannya. Hidangan ini memadukan cita rasa rempah Nusantara dengan aroma panggangan yang menggugah selera. Cobalah variasi ayam bakar dari berbagai daerah untuk pengalaman kuliner yang lebih kaya. Sumber: https://www.rri.co.id/jawa-tengah/kuliner/1167612/ayam-bakar-hidangan-nusantara-yang-menggugah-selera

07 Mei 2025

Konsumsi Daging Ayam Meningkat di 2023

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan bahwa di tahun 2023, rata-rata orang Indonesia mengonsumsi sekitar 7,46 kilogram daging ayam ras per kapita per tahun. Jumlah tersebut terus naik secara stabil sejak tahun 2019, dimana konsumsinya sebesar 5,7 kilogram per kapita per tahun. Di tahun 2023 ini, rata-rata konsumsi daging ayam di Indonesia naik 4,3% (year-on-year/yoy) dibanding tahun 2022 yang sebesar 7,15 kilogram per kapita per tahun. Lebih lanjut, Bapanas mencatat total kebutuhan daging ayam ras untuk konsumsi rumah tangga di tahun 2023 adalah sebesar 2,08 juta ton per tahun, meningkat 5,4% yoy. Secara keseluruhan, orang Indonesia rata-rata memperoleh asupan kalori sebesar 76 kilokalori per kapita per hari dari konsumsi daging ayam ini. Nilai tersebut setara dengan 3,6% dari total kebutuhan kalori per harinya, yakni sebesar 2.088 kilokalori per kapita per hari. Meski begitu, nyatanya ayam bukanlah daging yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa ternyata orang Indonesia lebih suka memakan daging ikan atau udang dibandingkan daging ayam. Pada tahun 2022, rata-rata konsumsi daging ikan atau udang adalah sebesar 0,37 kilogram per kapita per minggu, sedangkan rata-rata konsumsi daging ayam hanya sebesar 0,15 kilogram per kapita per minggu, jauh lebih rendah. Tingkat konsumsi daging sapi juga lebih rendah lagi, yakni sebesar 0,01 kilogram per kapita per minggu. Sumber: https://data.goodstats.id/statistic/konsumsi-daging-ayam-indonesia-naik-di-2023-qWEks

07 Mei 2025

Daging Ayam Olahan Indonesia Diakui Dunia

Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan pendapatan negara (devisa) melalui ekspor berbagai komoditas strategis pertanian, salah satunya adalah daging ayam olahan. Kebijakan Pemerintah untuk mewujudkan Indonesia pada 2045 menjadi ‘Lumbung Pangan Dunia’ sedikit demi sedikit ingin dibuktikan. Pada Maret 2018, Indonesia melepas ekspor perdana daging ayam olahan dengan jumlah 6,571 ton ke Jepang yang merupakan langkah awal untuk menuju ekspor berikutnya. Selain ke Jepang, Indonesia juga telah mengekspor daging ayam olahan ke Papua Nugini dan Timor Leste, serta telur ayam tetas ke Myanmar. Ekspor ke beberapa negara Asia ini membuktikan bahwa produk perunggasan Indonesia sudah memiliki kualitas layak jual dan konsumsi untuk pasar Asia. Apalagi untuk pasar Jepang yang terkenal sebagai negara yang memegang prinsip keamanan pangan tinggi. Itu karena Indonesia telah menerapkan standar internasional dan dijamin halal serta bebas dari penyakit Avian Influenza (AI). Adapun, peluang pasar di negara lain seperti Timur Tengah masih terbuka luas. Apalagi produk Indonesia mempunyai keunggulan dari segi halal dan cita rasa khas Indonesia, yaitu cita rasa yang beraroma rempah. Hal ini membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia bisa ikut bersaing dengan negara lain dalam memproduksi produk olahan unggas dengan kualitas premium dan pemenuhan terhadap persayaratan Internasional. Sumber: https://indonesiabaik.id/infografis/daging-ayam-olahan-indonesia-diakui-dunia

07 Mei 2025

5 Povinsi Tertinggi Penghasil Ayam Ras Pedaging

Daging ayam menjadi salah satu kebutuhan pokok pangan hasil peternakan yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Setiap tahun konsumsi daging ayam ras pun terus meningkat. Dengan semakin tingginya permintaan terhadap daging ayam, semakin banyak pula masyarakat yang melirik bisnis  ternak ayam ras pedaging tersebut. Hampir semua daerah di Indonesia terdapat budidaya ayam ras pedaging. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, terdapat lima provinsi tertinggi populasi ayam ras pedaging di Indonesia. *Penghasil Ayam Ras Pedaging Di Indonesia* Dari data yang tercatat pada tahun 2021, Provinsi Jawa Barat menjadi menduduki peringkat tertinggi penghasil ayam ras pedaging mencapai 780.102.095 ekor. Jumlah tersebut meningkat sebanyak 1,09% dari tahun 2020 yang mencapai 710.787.821 ekor. Disusul Provinsi Jawa Tengah sebanyak 580.150.594 ekor, yang naik sekitar 1,05% dari 547.984.169 ekor. Sedangkan di peringkat ketiga adalah Provinsi Jawa Timur mencapai 401.297.579 ekor, meningkat 1,04% dari jumlah populasi tahun sebelumnya yang tercatat 385.393.591 ekor. Sementara itu, Provinsi Banten meningkat 1,03% dari populasi 196.970.599 ekor menjadi 203.841.588 ekor pada tahun 2021. Peringkat kelima Provinsi Sumatra Utara menyumbang populasi ayam ras pedaging sebanyak 151.211.974 ekor, meningkat 1,08% dari 139.447.786 ekor pada tahun sebelumnya. Kelima provinsi sentra ini memberikan kontribusi sebesar 68% terhadap rata-rata populasi ayam ras pedaging Indonesia. *Kapan Periode Harga Ayam Naik Atau Turun ?* Terdapat periode tertentu dimana harga ayam (livebird) cenderung mengalami kenaikan atau penurunan. Pada periode ini peternak dapat memperkirakan kapan saat yang tepat untuk chick in dan panen. Periode harga turun, yakni idul adha dan bulan jawa suro. Periode harga naik, yakni lebaran idul fitri, natal, tahun baru, dan libur sekolah. Namun, hal ini terlepas dari keadaan tertentu, seperti krisis dan makro ekonomi. *Harga Ayam Antar Wilayah Berbeda* Perbedaan harga antar wilayah berbeda-beda salah satunya disebabkan oleh jumlah populasi dari ayam. Harga ayam di suatu wilayah dapat lebih rendah karena supply (stok barang) jauh lebih banyak. Begitu pula sebaliknya, saat demand (permintaan) tinggi namun supply livebird rendah, maka harganya lebih tinggi. Kemudian, disebabkan juga oleh demand. Pada hal ini hukum ekonomi supply dan demand berlaku. Harga lebih stabil tercapai saat supply dan demand di suatu wilayah berada pada rasio yang seimbang. Semoga bermanfaat. Sumber: https://podomorofeedmill.com/info/5-povinsi-tertinggi-penghasil-ayam-ras-pedaging

Hubungi kami

Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut atau pemesanan! Kami siap melayani dengan cepat dan ramah.

Atau hubungi kami melalui

0851-7331-7351